Daftar Blog Saya

Rabu, 26 Oktober 2016

Raining weekend



 
sumber gambar: miami.com



You're insecure,
Don't know what for,
You're turning heads when you walk through the door,
Don't need make-up,
To cover up,
Being the way that you are is enough,


Tiba-tiba saja suara abang-abang kece one direction menggema di telinga nyanyiin "what makes you beautiful". Hujan sangat deras di luaran sana. Minggu pagi yang mungkin bikin mager tapi ternyata  tidak menggagalkan niat saya untuk berkeringat pagi-pagi. 

sumber gambar: www. tellwut.com
Suara hujan bercampur dengan lagu one direction seakan menjadi campuran yang asyik.  Seasyik rasa asam manis  lemon dan gula aren.

sumber gambar: www.weknowyourdreams.com

Dan Hey, Tiba-tiba saja kaki ini melompat-lompat, kelopak mata menutup seakan-akan ingin menikmati suasana pagi, hujan dan lagu one direction.  Saat hujan, mungkin dibalik selimut lebih nyaman. Tapi bergerak kesana-kemari mungkin lebih menantang. Satu kata sebenarnya untuk melakukan olah raga. Cuma "niat". Gak harus punya alat-alat yang ribet dan mahal. Percuma kalau ada fasilitas, tapi niatnya kurang.



Padahal biasanya mungkin bisa jalan-jalan pelan dan lari ,akhirnya gagal karena cuaca yang kurang mendukung. Tapi tentu saja saya gak kehabisan akal, naik turun tangga saja beberapa kali mungkin cukup. Kadang memulai mungkin sulit, tapi asyik ketika sudah dimulai.

When you need energy
just wake up in the morning and run or jump 

It's always worked out ^.^







Senin, 24 Oktober 2016

Curhat dan Cerita tentang Raja Bertanduk



Sebenarnya kita itu suka cerita dan mendengarkan cerita. Karena itu merupakan salah satu komunikasi kita sebagai makhluk sosial. Yups, kita suka mengutarakan isi pikiran, entah itu melalui tulisan maupun lisan. Bisa nulis-nulis enggak jelas,  curhat ke orang lain, ngomong  sendiri atau curhat kepada sang pencipta.
Seiring berkembangnya jaman curhatan itu berpindah bentuk dari cuman nulis-nulis di diary yang sifatnya sangat rahasia sampai ada kunci gemboknya segala. Sehingga otomatis orang yang bisa membacanya hanya yang punyanya. Dan perubahan sekarang semua itu berpindah. 

Suatu ketika kakak saya cerita tentang “curhat” melalui “cerita raja bertanduk”. Sebenarnya saya menanyakan juga bukunya biar saya baca langsung, Cuma karena kata beliau, entah dimana bukunya. Jadi saya cerita ulang saja, dan ketika saya mengecek ulang di google ternyata versinya berbeda. Saya ceritakan versi kakak saya saja.

Cerita raja bertanduk

Ada seorang raja muslim yang selalu memakai sorban. Kemana-mana selalu memakai sorban, tak pernah sorban itu terlepas dari kepalanya. Sampai orang-orang disekelilingnya pun terheran-heran bahkan tidak ada yang pernah melihatnya membuka sorbannya. 

Sampai suatu ketika, ada yang memergoki raja membuka sorban di kepalanya ketika sedang wudhu. Itu pun dini hari sekali ketika orang-orang masih terlelap dalam tidurnya. Orang yang memergoki ini adalah pengawal raja yang baik dan setia. Dan bagaimana kagetnya orang ini ketika melihat dengan kepalanya sendiri bahwa raja bertanduk. Pengawal ini sebenarnya awalnya sangat penasaran mengapa sorbannya tidak pernah dilepas, hingga dia pagi-pagi sekali mengintip raja dan melihat kebenarannya. 

Orang ini sebenarnya ingin sekali menegur tapi bingung dan justru berkecamuk dalam dirinya pertanyaan”Mengapa raja tidak pernah menceritakannya?”. Akhirnya kebenaran itu dipendam terus orang ini pun tak pernah menceritakan kepada siapapun. Bahkan hanya untuk menanyakan ke raja pun tidak. 

Rahasia itu pun disimpan rapat, hingga pada akhirnya orang ini enggak kuat juga dan pergi ke hutan.  Akhirnya ia bercerita pada pohon yang paling besar. Setelah menceritakan semuanya akhirnya dia merasa plong. Tapi orang ini tidak pulang-pulang ke istana selama bebrapa tahun, sampai di cari-cari oleh raja. Tapi karena sudah merasa plong ia akhirnya pulang.

Suatu ketika raja menyuruh untuk membuat bedug dan mengerahkan para pengawal untuk mencari kayu . Akhirnya sampailah para pengawal di hutan yang dulu pernah tempat curhat pengawal setia tersebut. Si pengawal setia bingung ketika yang terpilih adalah kayu yang paling besar yang dia curhatin. 

Akhirnya bedug sudah jadi dan ketika di pukul, bunyinya ternyata”raja bertanduk” . Setiap dipukul berbunyi seperti itu. Raja kaget, dan terlebih rakyat nya juga mendengarkannya. Akhirnya raja marah dan pengawal setia itu mengaku bahwa dialah yang bercerita pada pohon itu saking tidak kuatnya. 

Tapi karena raja baik hati, beliaupun akhirnya memperlihatkan tanduknya dihadapan semua orang. Sebenarnya dia menyimpan rahasia itu, karena raja khawatir terhadap rakyatnya. Takut diagung-agungkan karena keberbedaannya. Dan akhirnya raja pun menasehati pengawalnya”tidak apa-apa curhat, tapi lebih baik lagi curhatlah kepada yang menciptakan kita”. Akhirnya pengawal itupun jadi pengawal kepercayaan sang raja. 

Kakak saya  menasehati sebaik-baiknya curhat hanya pada sang pencipta. Kalaupun ingin curhat, curhatlah pada keluarga. Keluarga tidak akan menjerumuskan kita. Saya manggut-manggut saja mendengarnya. 

Saya sendiri masih suka nulis di diary, yah walupun mungkin tidak seperti dulu. Media curhat kita itu banyak, di jaman sekarang ini. Hanya saja, saking banyaknya pilihan kadang kita tidak memilah-milah mana yang boleh di publish di orang banyak dan mana yang kita jadikan privasi. 

Tidak semua perasaan atau emosi kita harus tumpahkan di media sosial. Ternyata ke-jaman duluan kita yang hanya menggunakan buku diary untuk curhat, justru lebih privasi dibandingkan jaman sekarang yah. Ketika dulu kita malu,sampai harus digembok segala hahaha. 

Jaman telah berubah memang. Menurut saya, curhat itu penting untuk kesehatan jiwa. Tapi penempatan curhat itu sendiri yang harus kita tempatkan dengan baik. Kadang masalah sepele bisa menjadi sangat besar bagi diri kita tapi ketika kita ceritakan pada orang lain, orang lain akan memberikan nasehat dengan kacamatanya yang lebih sederhana. Karena ibaratnya kita itu sedang "sakit" sulit berpikir lebih jernih. Nah terkadang kita butuh orang menjernihkan. Padahal terkadang tuh yah, kita curhat pun sebenarnya orang yang dicurhatin pun cuman mendengarkan gak ngasih solusi tapi kayanya udah plong gitu aja dibandingkan hanya dipendam. Sebenarnya dalam diri kita itu sudah ada solusinya, sudah tahu apa-apa yang harus dilakukan hanya saja kita butuh diyakinkan. 

Menulis juga bisa menjadi media yang menarik untuk "curhat" bahkan mungkin bisa menjadi karya. Atau media-media lain dengan versi curhat yang berbeda. Misalkan lagu dan vidio.  Sah-sah saja, hanya saja filter -lah apa yang kira-kira bisa bermanfaat dan tidak. Kalau bisa, dekatlah dengan rumah yaitu anggota keluarga. Just tell what you feel to them, they always open to hear you. Atau pilihlah teman kepercayaanmu ketika bingung pengen ngomong ke siapa.
But, the best all is, Just tell to Allah. 
Allah yang akan membimbing kita.......^.^










Minggu, 23 Oktober 2016

Bertunaslah, si merah jambu



Kira-kira dua minggu yang lalu ketika saya lagi rehat di pom bensin, saya melihat bunga mawar sedang unyu-unyunya dan numayan lebat. Hari itu, cuaca cukup panas dan melihat bunga-bunga yang sedang mekar-mekarnya jadi seger aja ini mata berkedip-kedip. Kebetulan ada petugas yang jaga sekitar musholla, saya iseng nanya apakah boleh minta batangnya untuk ditanam. Awalnya si bapak bilang pisaunya enggak ada. Eh ga taunya beliau tiba-tiba bilang akan ke belakang dan muncul dengan beberapa batang bunga mawar. Wah, jelas saja saya senang sekali. Soalnya ini mawar liar, jadi biasanya lebih wangi daripada mawar hias. Setelah isi bensin, saya langsung capcuss pergi. Ternyata bawanya numayan ribed ditambah lagi dengan duri-durinya yang menusuk-nusuk.




Sesampainya di rumah sebenarnya udah lelah sangat, tapi sayang juga udah bawa jauh-jauh masa dianggurin. Jadi  saya langsung potong batang-batangnya menjadi beberapa bagian dan saya tanam di pot yang berbeda-beda. Takutnya kalau kelamaan jadi layu dan ga tumbuh. 

Sudah lama sekali saya tidak bercengkrama dengan tanaman *ciyah bahasanya. Ternyata saya menemukan kembali keasyikan nyiram tanaman. Ada perasaan aneh ketika menyiraminya. Perasaan bahagia aja gitu, tiba-tiba kebawa adem. Apalagi katanya kalau kita melihat yang hijau-hijau dari daun itu juga sangat bermanfaat untuk mata. 

Dua minggu berlalu, dan sekarang sudah bertunas. Saya tancapkan batangnya ke 4 pot. Dan ternyata hasilnya, ada yang layu bahkan menghitam dan kemungkinan gagal. Ada yang masih bercokol kecil sekali. Dan ada satu pot yang sudah bertunas.


Sesuatu hal yang indah itu tidak didapat dengan mudah. Selalu ada prosesnya. Kadang kamu harus menanam beberapa kali. Atau menanam sekaligus dengan banyak kemungkinan. Seperti tanaman yang saya tanam itu, yang bertunas hanya satu. Mungkin karena potnya berbeda, mungkin juga dari kualitas batangnya yang berbeda-beda kita tidak tahu. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "no, free lunch". 
Punya keinginan berarti harus rela sabar menunggu, berusaha dengan terus menyiraminya dan memperhatikannya. 


Menanti tunas-tunas selanjutnya...........