Punya barang-barang bekas di rumah? Seperti kain-kain lama yang
tak terpakai atau barang-barang lainnya yang malah membuat kamar kamu
berantakan.
Pusing melihat barang-barang lama kamu? Tapi kamu masih sayang
untuk membuangnya. Ingin membeli barang baru tapi lagi hemat atau lagi ada duit
tapi budget tidak mumpuni. Solusinya
adalah DIY atau Do It Your Self. DIY
ini terdiri dari kata Do it : Act
sedangkan Yourself : independency,
yang bertujuan untuk mengurangi hidup konsumtif dan mencari tahu hal yang dapat
dilakukan sendiri dan mengexplorenya. Istilah ini populer usai perang dunia ke
dua dan mempunyai sejarah berbeda di Amerika dan Eropa.
DIY , memang tidak bisa jauh dari dunia seni dan kreatif misalnya
saja salah satunya dunia crafter. Dimana mereka sangat suka membuat barang-barang
kece dan unik dengan budget sedikit. Barang-barang bekas, atau kita beli
bahan-bahannya sendiri pun bisa disulap menjadi barang yang menarik yang
tentunya jauh lebih murah daripada barang jadi di pasaran.
Selain itu hasilnya pun lebih unik karena buatan kamu sendiri, juga
bisa kita pakai sendiri atau malah menjadi ladang bisnis yang menghasilkan.
Dari yang bermasalah dan bisa menjadi sampah misalnya botol bekas air mineral,
ketika kita atasi masalahnya ternyata kita bisa membuatnya sendiri alias Do It Yourself, hasilnya bisa dimanfaatkan menjadi benda yang lebih
bernilai. Misalnya celengan pinky pig
ini.
Prinsip DIY ini merupakan prinsip yang
dipakai para creative people. Mereka
bukan lebih memikirkan “how to buy it”tapi “how to make it”.Sehingga mereka
bisa keluar dari permasalahan mereka sendiri dan bisa menghasilkan karya yang
keren karena kemandiriannya. Misalnya saja me-make over barang-barang lama
menjadi inovasi barang-barang yang lebih bernilai.
Jika kita kaitkan dengan Belanda, Belanda
juga merupakan negara yang mempunyai mentalitas self-service country, berusaha mengatur kebutuhannya sendiri
sehingga membuat mereka mandiri. Kemandiriannya inilah yang memunculkan
kreatifitas dan inovasi di berbagai bidang.
Masalah tidak membuat mereka berhenti
alias mentok tapi terus melaju melewati masalah tersebut. Kita
tentu tahu salah satu icon Belanda adalah sepeda. Yuaps, sepeda seperti sudah
menjadi primadona di negeri ini. Memang “Dutch”sebutan bagi orang-orang
belanda, sangatlah sederhana dalam kesehariannya contohnya saja kemana-mana
kendaraan pribadi mereka adalah sepeda dan tidak memperlihatkan mereka kaya
atau miskin. Padahal bisa saja mereka mampu membeli mobil paling keren abad
ini.
Di negeri ini setiap orang secara kasat
mata tampak pada kelas yang sama, yang membedakan hanya rekening mereka.
Sungguh kompaker sekali mereka yah,
bukan mementingkan kepuasan pribadi dengan berkendara mobil tapi mementingkan
kenyamanan lingkungan dan orang lain dengan bersepada. Sehat iyah, terhindar
dari macet iyah, irit juga iyah ditambah udara bersih dari polusi. Manfaatnya
memang plus-plus dibandingkan dengan
kendaraan kekinian yang tidak ramah lingkungan dan bikin macet.
Amsterdam merupakan salah satu kota di
Belanda yang menjadi urutan pertama the top 20 most bicycle -friendly cities index di dunia pada
tahun 2013 oleh The Copenhagenize index. Termasuk kota-kota lainnya mendominasi,
seperti Utrecht di urutan ke tiga serta eindhoven urutan ke enam. Sepeda
seperti menjadi jantung transportasi di negeri ini, tidak bisa dipisahkan dan
menjadi icon yang sudah melekat.
Seperti yang dikatakn oleh mahasiswa
berkebangsaan inggris yang kuliah di universitas Amstedram “The
Netherlands is designed for cyclists, so
it’s by far the best way to get around, whether you’re going to the supermarket
or the club”.
Saking sudah melekatnya dengan kegiatan
sehari-hari dan menjadi transportasi utama. Bahkan disaat hujan pun masih
menggunakan sepeda sambil menggunakan payung. Yang menurut kita, orang
Indonesia pasti aneh melihatnya.
source: www.bicycledutch.wordpress.com
Dan apa yang terjadi jika tempat parkir di
Amsterdam sebagai ibukota negeri kincir angin ini kehabisan tempat? Karena di
zaman sekarang, dituntut serba cepat dan efisien. Tentu ini akan sangat
mengganggu aktifitas sehari-hari mereka, karena
kita tahu bahwa sepeda merupakan alat transportasi utama di negeri ini.
source: http://www.telegraph.co.uk
Ternyata lagi-lagi mereka mulai memutar
otak, mereka merencanakan membuat ruang
garasi sepeda bawah air dan garasi terapung untuk memenuhi kebutuhan parkir
sepeda yang semakin meningkat. Bangsa yang sebagian besar wilayahnya
dikelilingi air ini, merencanakan 7000 ruang garasi sepeda dibawah tepi
laut berdekatan dengan pusat satasiun
yang menghubungkan terowongan bawah tanah
ke kereta dan sistem metro. Dua pulau terapung dengan ruang untuk 2000
sepeda setiap masing-masing pulau juga akan di bangun dan diselesaikan kira-kira
pada tahun 2020.
source: http://factodesign.com
Bayangkan saja wajar jika ini terjadi, karena
populasi penduduk di Amsterdam mencapai 810.000 dengan 881.000 sepeda dan hanya
memiliki 400.000 ruang parkir. Ini sih namanya overload sepeda yah, ruang untuk penyimpanan dengan sepeda itu
sendiri tidak sebanding. Saking banyaknya sepeda dan kurangnya tempat parkir,
jika salah parkir akan didenda €70 per sepeda. Sehingga pada tahun 2013, sebanyak
73.000 sepeda disita di jalanan. Salah satu contoh tempat parkir sepeda di bawah tanah yang crowded sekali yaitu Haarleem seperti yang terlihat di vidio
di bawah ini.
source :
Karena keterbatasannya, bangsa Belanda mandiri
dengan mengatasi masalahnya. Seperti halnya DIY, yang juga salah satu maknanya
yaitu independency. Anthony Robbins pernah berkata bahwa “Every problem is a gift, without problems we would not grow”. Masalah dan keterbatasan yang membuat mereka terus berinovasi.
Dengan keterbatasan, bukan berarti
membatasi imaginasi mereka. Justru mereka mendobrak batasan itu dan keluar dari
permasalahannya. Bukan tidak ada tindakan dan diam saja menunggu dibantu oleh
orang lain. Tapi justru menginspirasi orang lain dengan inovasi-inovasinya.
Bangsa yang besar dan terkenal karena inovasi dari setiap masalah-masalahnya.
Berusaha mengatasi permasalahannya sendiri dan menjadi negara yang mandiri. Do It Yourself, mereka terapkan dengan
tindakan nyata.
Punya masalah? Do it
yourself................
Referensi :
- http://www.fastcodesign.com/3042791/amsterdam-is-planning-on-building-an-underwater-parking-garage-for-bike
- http://www.slideshare.net/HelmiHardian/diy-culture-helmi-hardian-debrina-tedja
- https://www.youtube.com/watch?v=xJTC-WzQmIw
- http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/netherlands/11433834/Amsterdam-to-build-underwater-parking-for-bicycles-after-running-out-of-space.html
- http://www.dutchdailynews.com/amsterdam-ranked-most-bicycle-friendly-city-in-the-world/
- http://www.theguardian.com/education/2015/apr/01/six-ways-the-dutch-are-nailing-student-life
- Nuffic. 2010. Life and Study. Netherlands: Nuffic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar