Hari jum’at kemarin bertepatan dengan hari sumpah pemuda, saya dan kawan-kawan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) diundang ke Indosiar di acara tausyiah mamah dedeh. Tentu saja saya penasaran sekaligus senang. Soalnya termasuk acara favorit kalau pagi-pagi. Sekalian silaturahmi dengan BSMI pusat.
Akhirnya malam kamis kami berangkat dari jam setengah
sebelas malam dan tiba di markas BSMI kira-kira jam satu malam. Kami berangkat
dengan mobil ambulan sebagai kendaraan kami. Sebelum berangkat, saya menanyakan
ke teman-teman saya kira-kira mabok gak yah naik mobil ambulan. Tentu saja
teman-teman saya meng-iyakan, dan menyarankan bawa plastik.
Masalahnya kami memang sudah tidak asing dengan mobil
ambulan, setiap kali merujuk pasien gawat selain kecepatan mobil yang numayan.
Juga ditambah dengan posisi duduk mobil yang berbeda. Mungkin seperti naik
angkot, entah mengapa setiap kali merujuk pasien saya selalu tiba-tiba kepala
pusing, selain jam tidur yang kurang. Ditambah dengan tindakan-tindakan dan suasana
mobil, entahlah. Setiap kali duduk di belakang pasti seperti itu. Dan ketika
saya menceritakan hal itu ke teman-teman saya, ternyata mereka juga merasakan
hal yang sama. Tiba-tiba saja mereka memarahi saya, katanya mengingatkan
mereka dan sudah merasa mual duluan. Tentu saja saya terkekeh mendengarnya, dan
mengatakan semoga tidak mabok hehehe.Tapi untunglah kekhawatiran saya tidak terjadi, mungkin karena suasana malam yang dingin dan hening ditemani musik-musik jaman dulu.
Mata sudah setengah ngantuk. Tapi rasanya selalu ada kesenangan tersendiri di keheningan itu. Kami mungkin tertidur sebentar kemudian bangun lagi ketika sampai di markas, dan mungkin selang satu sampai setengah jam akhirnya kami sampai di tempat acara kira-kira jam setengah empat dan langsung sarapan. Ada yang nyeletuk "Udah kaya lagi sahur aja yah jam segini sarapan".
----DI balik Layar-------
Mata sudah setengah ngantuk. Tapi rasanya selalu ada kesenangan tersendiri di keheningan itu. Kami mungkin tertidur sebentar kemudian bangun lagi ketika sampai di markas, dan mungkin selang satu sampai setengah jam akhirnya kami sampai di tempat acara kira-kira jam setengah empat dan langsung sarapan. Ada yang nyeletuk "Udah kaya lagi sahur aja yah jam segini sarapan".
----DI balik Layar-------
Akhirnya dari ikut acara itu saya jadi punya pemahaman baru tentang proses di balik layar. Di layar kaca mungkin kita melihat bahwa semua itu seperti berjalan apa adanya. Ternyata tidak demikian, semuanya sudah ada pengaturannya. Tentu saja, makannya mungkin ada di acara reality show yang lain. Pemirsa selalu gemas dan komentar "ah, itu mah drama doang". Yups, seperti itu. Semuanya ada racikannya. Tidak serta merta spontanitas seakan-akan seperti di forum seminar langsung.
Tapi yang ingin saya soroti adalah, sebelum kita mulai untuk siaran langsung. Selain kami-kami yang butuh perjuangan untuk syuting di pagi hari *cyah kaya artis-artis sinetron. Iya, bayangkan saja, harusnya tidur nyenyak, malah tidurnya setengah-setengah, ngantri di toilet, enggak mandi pula . You know lah ya, di pagi hari itu kaya gimana. Waktunya mepet bin empet.
Ketika di ruangan studio, saya melihat sekeliling *ma'lum norak. Ternyata pas nonton di televisi seperti ruangannya besar, pas liat dengan mata kepala sendiri, mungil bro seriusan. Mamah dedeh pun tiba, kami latihan gerakan-gerakan ini itu yang diarahkan oleh kru. Mamah dedeh membawa materi dan serius membaca. Kemudian datang pula mas Irgi, masih inget ga?. Aslinya keliatan kaya bule yah*abaikan. Beliau sedang berkomat-kamit latihan menghadap kamera. Dan jojong wae kitu di tengah-tengah kami para penonton.
Tuh kan, di balik layar itu. Ada kru-kru handal yang berusaha bagaimana berjalannya acara. Mereka sangat ramah meminta kami untuk bekerjasama agar acara terlaksana dengan baik. Ada mamah dedeh yang mempersiapkan materi, it means beliau belajar bro tiap hari. Makannya ada istilah yang mengatakan "Mengajar adalah belajar kembali (H.j.Brown)". Ada mas irgi yang sedang latihan. Ada para penonton yang sedang mencoba menahan kantuk.
Tapi acaranya seru, karena mamah dedeh dan aa yang super kocak membawakan acara. Temanya juga menarik. Pas dikomentarin temen dan di rumah katanya saya "ules" banget kaya orang ngantuk. Padahal emang yak perasaan kaya gini muka saya. Bahkan kalau di anyer di tempat langganan kupat tahu, saya selalu dipanggil "si teteh mata sayu". Whatever lah yak. Pulangnya tepar, mabook juga akhirnya. Mungkin karena berbagai sebab.
Ada banyak hal yang tidak kita tahu dibalik layar. Maka kita menghargai hasilnya. Begitu pun dengan acara-acara yang mungkin hanya untuk "menghibur". Ada begitu banyak drama. Maka kritislah ^.^......
Yuk, kasih makan otak kita dengan acara positif hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar