Daftar Blog Saya

Minggu, 26 April 2015

PERTANIAN DI GEDUNG PENCAKAR LANGIT, EMANG BISA?



Jika kita membahas tentang pertanian, pasti yang terbayang di benak kita adalah pertanian dengan daratan yang luas,  cahaya matahari yang berlimpah dan membutuhkan air yang banyak.

Tiba-tiba bayangan itu buyar seketika, ketika yang kita bicarakan adalah “masa depan”. Ada apa dengan  “Masa depan”? Mengapa manusia saat ini sangat tertarik dengan “ Masa depan”?

Source :www.mic.com

Sekarang karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia seakan bisa mengintip “Masa depan”. Pada tahun 2050, diperkirakan  dunia akan mengalami krisis pangan dan kekurangan lahan.  Menurut Dr.Fred Davies, yaitu seorang penasihat senior dalam hal ilmu pengetahuan ketahanan pangan mengatakan bahwa:

Cutting edge technology in agriculture can help feed everyone on the planet.

Grown Locally.Plant Friendly”

Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan, dikarenakan perpindahan penduduk desa ke daerah perkotaan sehingga diperkirakan 80% penduduk bumi akan berada di pusat-pusat kota. Padatnya penduduk bumi dari 6,8 milyar jiwa menjadi 9 milyar jiwa mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan. Kebutuhan akan pangan ini yang memicu para pakar, untuk mencari solusi terbaik. Tidak hanya cukup terpenuhinya kebutuhan pangan tapi juga harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Inilah yang membuat cara bertani semakin berubah.

Source: screencapture dari https://www.youtube.com/watch?v=ILzWmw53Wwo

Berubahnya cara bertani dari horizontal farming ke Vertical farming sudah menjadi world issues yang menjadi perhatian penduduk bumi di setiap negara. Tanpa terkecuali, negeri Belanda yang merupakan  eksportir terbesar ke dua setelah Amerika dalam bidang pertanian dan produk makanan. Selain itu, menjadi salah satu dari 3 negara  produsen sayuran dan buah yang terkemuka di dunia. Dua negara lainnya yaitu Prancis dan Amerika.

Walaupun negeri Belanda daerahnya tak seluas negara kita. Tapi negeri ini mampu mengoptimalkan setiap wilayahnya dengan baik bahkan menjadi produsen makanan dan hasil pertanian. Sehingga, wajar jika sektor pertanian menyumbang 52,5 milyar euro pada penambahan nilai GDP Belanda. Salah satu perusahaan high tech yang akan membangun konsep indoor farming ini yaitu PlantLab.

Source: screencapture dari https://www.youtube.com/watch?v=ILzWmw53Wwo

PlantLab, salah satu perusahaan pertanian Belanda, dengan jargonnya :

Cutting edge technology in agriculture can help feed everyone on the planet.
Grown Locally.Plant Friendly”

Dengan jargon tersebut terlihat PlantLab berusaha menggunakan teknologi tapi juga yang ramah lingkungan. Dan ini direalisasikan dengan akan dibangunnya “Unit produksi tumbuhan” ruang untuk pertumbuhan tanaman dan sayuran. Beberapa keuntungan dari pertanian dengan cara modern ini yaitu :

Tanpa cahaya matahari : Tanaman merupakan makhluk yang bergantung pada sinar matahari, kebutuhan tanaman akan cahaya matahari yaitu untuk proses fotosintetis. Lhahh, ko ini bisa tanpa cahaya matahari? Ternyata persepsi kita selama ini kurang tepat. Karena sebenarnya tanaman tidak suka cahaya matahari. Cahaya matahari ada beberapa tipe warna, dan yang hanya dibutuhkan tanaman hanya tipe cahaya warna merah dan biru. Sedangkan ada salah satu tipe cahaya yang malah akan menghambat pertumbuhan tanaman  jika tanaman di bawah sinar matahari. Maka dari itu PlantLab hanya memberikan apa yang tanaman butuhkan. Sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman secara cepat dan efisien, hal ini disebut dengan Plant Paradise. Cahaya yang digunakan disini yaitu lampu LED merah dan biru. Dan ternyata keefesienan fotosintetis dengan cahaya ini bisa mencapai 12 % atau 15 % dibandingkan di outdoor yang hanya 9%.


Source: screencapture dari https://www.youtube.com/watch?v=ILzWmw53Wwo

Hemat air : Seperti yang dijelaskan diatas, keefesienan pertumbuhan tanaman juga akan menghemat energi tanaman. Dengan menggunakan lampu LED merah dan biru tersebut PlantLab dapat me recycle penguapan air yang mana dapat menghemat air hingga 10% dibandingkan dengan cara tradisional.Dan ini sangat menguntungkan beberapa tempat yang kekurangan air seperti Cina, Afrika dan Amerika Serikat. Seperti di California yang merupakan produsen produk pertanian terbesar di Amerika Serikat, saat ini membatasi pemesanan air hingga 25% dari 400 agensi persediaan air.

Tidak membutuhkan lahan yang luas : karena pertumbuhan populasi yang meningkat, otomatis hal ini juga akan meningkatnya kebutuhan lahan baru. Pada tahun 2050 diprediksi 2,5 triliun hektar lahan baru akan dibuka di seluruh dunia, yang luasnya akan sama dengan 20 % dari luas negara Brazil ( FAO :2010 ). Dan hal inilah yang memicu untuk beralih ke pertanian vertical farming yang ternyata jika dibandingkan dengan pertanian tradisional yaitu horizontal farming dampaknya kurang efektif, efesien dan memicu pemanasan global. Lah ko bisa? Karena pertanian secara tradisional ini, selain membutuhkan lahan yang luas sehingga hutan-hutan yang seharusnya untuk mengurangi pemanasan global, malah menjadi ladang pertanian. Disamping itu, transportasi jauhnya jarak ladang pertanian hingga sampai akhirnya dikonsumsi masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan menyumbangkan CO2 yang akan memicu pemanasan global dan meningkatnya harga produk makanan.


Source: screencapture dari https://www.youtube.com/watch?v=ILzWmw53Wwo

Tidak tergantung tempat maupun musim dan iklim: Dengan konsep indoor farming, selain dikhususkan untuk skala pertanian yang lebih besar yaitu contohnya pertanian di gedung pencakar langit. Ternyata konsep ini juga bisa diterapkan di berbagai ruangan yang terbatas. Misalnya kita bisa bertani di dapur sendiri, seperti contoh gambar di atas. Cahaya seperti warna ungu itu merupakan cahaya pengganti sinar matahari agar kebutuhan tanaman tetap terpenuhi. Tidak hanya bisa ditempatkan di dapur, tapi juga bisa di dalam restaurant maupun supermarket. karena tanaman berada di dalam ruangan, maka tidak terganggu oleh musim dan iklim. Bisa bertahan di berbagai musim, sehingga bisa di kontrol kebutuhan tanaman seperti, cahayanya, kelembabannya dan air yang dibutuhkan. Selain itu keuntungan yang lainnya yaitu tanpa pestisida yang dapat membahayakan jika dikonsumsi.

Di zaman yang semakin canggih ini, teknologi memang sangat membantu manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan  teknologi, yang tadinya tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Dengan inovasi cara bertani di gedung pencakar langit ini selain pendapatan bisa meningkat, ramah lingkungan dan juga rasanya pasti enak, sehat dan bergizi juga bisa bertani di mana saja, hebat bukan?








Tidak ada komentar:

Posting Komentar