Daftar Blog Saya

Rabu, 30 November 2016

Cerita Tentang Puisi



Minggu kemarin, baru pertama kali itu saya ikut bedah buku “Puisi”. Judulnya menarik “Seperti bukan Cinta”. Ketika kita membedah sesuatu, pada akhirnya kita belajar juga tentang “sesuatu” tersebut. Setelah saya ingat-ingat, sepertinya saya belum pernah beli buku puisi. Baca buku “puisi”pun mungkin sangat jarang. 

Tapi ada yang kita lupa bahwa, syair yang di lagu-lagu juga bukankah bentuk puisi? Coret-coretan kita yang nge-galau juga bukannya kita sedang “berpuisi”. Setuju enggak, kalau puisi itu walaupun entah hanya sebait  tapi bikin termenung cukup lama? Termenung, saking ngerasa indah banget kata-katanya, atau ada suatu makna yang tiba-tiba sampai ke kita. Atau malah justru kita sedang mencari-cari makna tersebut. 

Menurut kang Wahyu, pembedah hari itu mengatakan bahwa justru itulah yang membedakan puisi dan tulisan lainnya. Puisi terkadang sulit dipahami tidak seperti tulisan-tulisan lainnya. Katanya kalau mau puisi kita unik mulailah membuat puisi “selain puisi tentang cinta”. Beliau mengutip kata siapa gitu, lupa saya. Tentu saja, beliau dan bahkan kami sangat terheran-heran dengan anjuran tersebut. Soalnya, rata-rata orang memulai menulis puisi, justru dari curhatan tentang “cinta”. Tiba-tiba jadi penyair yang mendayu-dayu, mengharu biru dan apalah ya itu istilah untuk orang-orang yang lagi dimabuk cinta. Nah makannya, coba deh yang "selain itu", bisa dari benda atau hal-hal lain di lingkungan kita.  

Selain bertanya tentang pemahaman puisi, saya juga bertanya tentang  harmonisasi bunyi di puisi berbahasa inggris. Ini gara-gara saya sering baca puisinya “Lang Leav”. Jadi keranjingan tulisannya dan agak kurang paham juga sih, Lang Leav ini penulis khusus buku puisi apa bukan yah. Awalnya saya baca di tumblr, kaya ilustrasi gitu, terus ada  tulisan a poem by Lang Leav. Eh, terusnya tiba-tiba di twitter, ada yang nge-retweet akunnya. Ternyata seru pas baca-baca. 

Menurut pak Arif, penulis buku “seperti bukan cinta” mengatakan , justru puisi berbahasa inggris itu yang malah banyak yang mengedepankan harmonisasi bunyi. Beliau mencontohkan lagunya Justin Bieber. 

Hari itu cerita-cerita bagaimana suasana pas lahirnya puisi itu di beberapa part bukunya. Menurut beliau, sangat sederhana sebenarnya.  

Dulu mungkin kita belajar puisi hanya karena sebagai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi menyenangkan yah, ketika kita menuangkan perasaan atau pikiran kita dalam bentuk puisi. Walaupun agak sedikit "Lebay" mungkin, hehehe......


Minggu, 27 November 2016

Workshop flip Cover Handphone dari Susu Kotak



Tanggal 18 november kemarin, Kantin muslimah dan sintentcraft mengadakan workshop. Kantin muslimah merupakan bagian dari Lingkar Studi Pelangi (LSP). Menurut teman saya, kenapa bisa dikatakan kantin muslimah? Soalnya, kantin itu merupakan tempat dimana orang-orang terutama cewek-cewek kumpul. Bisa ngobrol-ngobrol, ngegosip, atau sekedar makan-makan tapi tentunya disini kumpul-kumpul hal-hal yang positif.  Nah, biasanya diadakan tiap bulan dengan tema berbeda-beda. Saya sangat salut sama teman saya ini, semangatnya itu loh. Menurut saya tentang ke-relawanan itu, tidaklah mudah. Dengan kesibukan masing-masing biasanya mudah sekali redup. 

Sebenarnya keinginan untuk bikin workshop itu, sudah lama sekali . Bahkan di hampir pertengahan tahun, Saya sampai penasaran. Workshop itu kaya gimana yah?. Dari rasa penasaran itu , akhirnya saya ikutan workshop di Suarartspace dan mentornya adalah Mba Martha Puri owner Idekuhandmade. Selain itu saya juga ingin tahu detail dan bahan-bahan doll drawing. Tapi akhirnya jadi pengalaman yang seru. Walaupun mungkin secara logika, workshop mah ya tentang “how to” membuat sesuatu. Tapi dasar, pengen tahu suasananya kayak mana. 

Dulu sekali, sempet mau bikin-bikin keterampilan juga di  Perpus Semesta. Mohon maaflah yah, waktu kerjaan di anyer, saya memang kelewat fokus di kerjaan, 24 jam bo. Biasa, baru lulus mah yah manut aja. Padahal acaranya banyak banget disitu. Neropong bintang, nonton film bareng, diskusi, bedah buku. Saya cuma minjem buku doang. 

Waktu itu, teman saya main ke rumah terus liat dakron, dia nanya “teh, bisa bikin pelatihan ga?”. Saya mah hayu aja. Akhirnya setelah memilih-milih mau bikin apa. Kita nyari bahan yang sederhana dan gak ribet. Jadilah kita bikin Flip Cover handphone. Kebetulan di rumah, saya nyetok karton susu yang numayan banyak. Akhirnya bisa digunain juga. Karena kalau bikin bros terlalu manstream. Jadi nyari yang unik. Teman saya ini bilang, kalau di kantin muslimah pengen ada yang bisa bikin produk dan bisa dijualin.  Nyebarin virus kewirausahaan. Mantap banget cita-citanya. Saya juga ada cita-cita kesana, Someday mudah-mudahan bisa. Amiin...


Karton susu kotak ukuran besar, yang tidak saya buang

Acaranya terbuka untuk siapa saja, tapi memang kebanyakan adalah anak SMA di daerah Ciruas. Berhubung pas hari itu banyak yang pas ada event sekolah Jadi banyak yang tidak bisa hadir. Awal rencana, saya kira 1 jam atau 2 jam bakalan cukup. Ternyata numayan lama. Hampir 3 jam kita menyelesaikannya. Itu pun masih kurang waktunya. Banyak keterbatasan yang kami miliki memang. Selain alat dan bahan yang harus bergantian. Sebenarnya saya menyiapkan 10 pieces untuk persiapannya. Cuma kata teman saya 5 pieces saja, saya gak kebayang sih mungkin waktunya bisa lebih lama kalau sesuai yang saya bawa.

Adek-adek yang lagi beraksi






Hasil bikinan kita 



Foto bareng

Banyak yang tidak bisa menebak, kalau ternyata karton susu bisa dibikin jadi barang-barang yang  berguna banget. Rata-rata salah nebak, dikirain karton susu bubuk, katanya. Kelebihannya dari karton susu cair ini, selain bahannya tipis, tapi kuat dan tidak lembek. Selain itu praktis, nempelnya rapih banget ketika disetrika. Kalau kita lihat produk sejenis yang dibuat pabrikan, yah kurang lebih seperti itu. Kalau karton susu bubuk, bisa saja, hanya saja harus ditambah lapisan lagi. Tergantung bagaimana kekreatifan kitanya sih. 

Dari bahan-bahan sederhana, kita bisa berbuat banyak untuk lingkungan dan bahkan bisa menghasilkan pendapatan. Tutorial pembuatan, saya pernah menulisnya  disini 

Happy Crafting.............

 


Jumat, 25 November 2016

Kebiasaan membaca dan perpustakaan


sumber gambar: www.dbaditama.tumblr.com

Saat itu chanel yg sedang saya tonton membahas tentang "dongeng". Katanya berawal dari dongenglah minat baca itu bisa dibentuk. Dan saya sangat setuju akan hal itu. Masalahnya enggak banyak orang tua yang suka men-dongeng untuk sang buah hatinya. Tentu saja, mendongeng harus banyak membaca juga. 

Bisa jadi itu usaha yg diusahakan oleh orangtua terhadap anaknya. Dan bagaimana ketika di sekolah, ternyata buku-buku yang ada malah kurang bervariasi?  cenderung buku-buku lama yang kurang menarik. Biasanya saya melihatnya kalau di sampul buku di bagian atas, ada tulisan "milik negara".  Kalau yang sering lihat pasti tepok jidat. Saking kurang minatnya. Karena biasanya kalau yang belum "suka", cenderung pilih-pilih. Dari covernya, ketebalannya, dan  isi cerita. 

Sewaktu saya SMP kira-kira seperti itu. Enggak suka buku tebal, kalaupun baca pasti ngacak dan mencari bab-bab yang disuka saja. Lebih suka buku baru dan pilihan sendiri. Saya masih ingat sekali, saya suka baca buku seukuran buku saku yang isinya berwarna-warni dan ada gambar-gambarnya. Enggak mudah untuk tiba-tiba menyukai buku. Rasanya akan sulit sekali kalau harus menamatkannya. Bahkan akan cenderung cepat mengantuk dan membosankan. Dan bagaimana sekarang? Justru saya ga bisa pisah dari buku saking udah cintanya. Seperti kalau bepergian lupa bawa handphone rasanya akan kurang sekali. Karena di kehidupan sehari-hari kita, handphone sudah seperti pakaian yang melekat. Enggak bisa dipisahkan. Begitupun dengan buku, atau hal-hal lain kalau memang sudah jadi pembiasaan.

Waktu itu teteh tiba-tiba membawa beberapa buku koleksi saya untuk pembiasaan baca di pagi hari. Saya sih enggak masalah, yang penting dirawat dan tidak hilang. Sedih rasanya kalau ada yang hilang ataupun sobek. Saya mengoleksi, buku raditya dika, pocong juga pocong, dsb. Yang memang bacaannya super ringan. Dan ternyata banyak anak-anak yang menyukai itu. 

Kebiasaan saya membeli buku adalah, biasanya beli beberapa dengan genre yang berbeda-beda . Beli tema yang agak serius, komedi, atau novel. Jadi pas bacanya fun, bervariasi. Ibarat makanan, setelah makan berat, habis itu makan cemilan. Jadinya seru, itu sih cara saya menikmati buku. Setiap orang mungkin berbeda-beda. Saya juga, typical pembaca yang kalau lagi baca satu buku, terus ngerasa alot banget. Biasanya saya selingin buku lain. Jadi ujung-ujungnya sih, selesai juga.

Menurut saya, orang yang sedang membaca atau menenteng buku itu "ngelihatnya seru". Apa boa yah istilah saya ini, hehehe. Jadi saya sering melihat anak-anak SMPIT di Al-izzah, menenteng buku-buku tere liye yang numayan tebal. Saya iseng nanya, berapa lama menghabiskan buku itu. Satu bulan, katanya. Saya tersenyum saja, dalam hati saya ngomong "Hebat, dulu saya mah belum sampai segitunya". 

Saya sendiri punya cerita unik tentang kebiasaan membaca. Dulu saya "patah hati" banget. Bukan tentang cinta yah. Itu patah hati gara-gara saya enggak bisa masuk jurusan yang saya inginkan. Terus waktu itu saya mikir, saya mungkin bukan hanya ingin menjalani profesi yang sedang saya pelajari saat itu. Terus tiba-tiba intensitas membaca buku saya meningkat. Sering keluar masuk perpus dan toko buku. Buku apa aja dilahap. Waktu itu saya berjanji sama diri saya sendiri, pokoknya dibawa aja itu buku di tas, mau dibaca atau enggak. Itu urusan belakangan. Tapi akhirnya karena itu benda yang bernama "buku" nongol terus. otomatis saya baca dong, enggak mau ngeberat-beratin tas doang. Awalnya sih gitu. Pembiasaan yang dipaksakan.

Terus  saya  juga iseng nanya ke teteh, "memang di perpustakaan enggak ada buku terbaru teh"
"Enggak ada, adanya buku-buku lama"
" yang ada di pojokannya "milik negara" "
"Iyah"
Jika perpustakaan seperti tempat membosankan karena kurang menarik. Bagaimana anak-anak bisa menjadikannya tempat "petualangan" yang paling mengasyikan?
Sekarang pemerintah sedang menggalakkan pembiasaan baca bagi siswa. Karena minat baca kita masih rendah. Semoga pembiasaan yang awalnya dipaksakan ini bisa berujung kecintaan terhadap buku bagi generasi muda kita.

www.maibelopah.blogspot.com





www.aliexpress.com







Sabtu, 12 November 2016

Timbangan oh timbangan ......

Akhir-akhir ini, saya jarang olah raga, diet juga enggak, makan banyak iya. Apalagi selama bulan puasa, gorengan ga pernah alpa. Digempur sama makanan kesukaan macam kue nastar sama rendang pasca ramadhan. Dan ternyata oh ternyata, timbangan naik drastis.

Saya memang bukan tipe  orang yang pilih-pilih makanan, maksudnya misalnya gak suka sama jenis makanan tertentu. Rata-rata, saya suka.

Tapi untungnya dari jaman SMP saya diajakin buat ngerutinin olah raga. Jadinya numayan lah ni badan. Gak kebayang kalau gak olah raga macam mana ini. Terus tiba-tiba , saya bilang lah. Timbangan naik, yang syok dan banyak komentar, emak ama teteh. Langsung diceramahin," iya gendutan tuh kamu. Jangan gendut-gendut ih". 
Btw rata rata cewek gak suka dibilang gendutan pengennya mah kurusan aja. Ah, walaupun dusta itu menyakitkan, pasti cewekmah seneng-seneng aja kalau masalah berat badan. Padahal mah tahu kalau itu enggak bener banget.
Dan posisi lagi diomongin pas mau makan. Antara selera makan jadi menurun ama lapar. Saya lanjutkan saja. Diet-dietnya nanti aja hahaha.

Teteh saya bilang "Kamu mah masih dagangan belum laku".
Hadeuh apa boa yah. Saya suka protes, kalau udah laku juga harus dijaga juga atuh.

It means what?
Saya mengerti sih bahwa kita juga harus peduli sama diri sendiri. Jangan sampai cuek. Gak ngerawat diri, misalnya. Badan kita punya hak, dan diri kitalah yang mengontrolnya. Kalau orang lain, misal lagi ujian, stress karena hal tertentu justru malah kurusan karena ga nafsu makan. Saya kebalikannya, justru sering ngemil. Setelahnya saya merasa bersalah pada diri sendiri. 

Kadang kalau lagi disiplin, bisa healthy food banget, segala-gala direbus. Kadang kalau lagi kumat, diembat aja mau itu karbohidrat semua, gorengan dan teman temannya. Terus, ngomong sendiri "iya, nanti besok olah raga". Bisa iya, bisa enggak tuh jadinya. Terus tiba tiba liat pipi makin tembem. 

Tapi beneran ko, kalau kita udah mempunyai good habit. Biasanya ada alarm diri untuk aware lagi.
Dan biasanya orang-orang di sekitar kita itu, yang lebih "geregetan" karena saking sayangnya ngingetin. Itu pasti gara-gara kita suka lupa sendiri dan kadang butuh juga diceramahin.

Tapi, seberapa kuat motivasi dari luar kalau diri sendiri kurang ,bisa sedikit berpengaruh. Sebaliknya seberapa kuat godaan dari luar kalau motivasinya udah "keukeuh" apapun bisa. 

Ini ceritanya curhatan abis lebaran tersimpan di draft, ditambah sekarang lagi merasa horor sama timbangan.




Jumat, 04 November 2016

Tidak Sederhana






Ketika melihat iklan ini, seperti ada yg menggelitik ga sih?
beberapa orang dewasa yang diarahkan oleh anak kecil untuk memulai komunikasi dengan orang lain dari jarak jauh.

Sepintas, sangat lucu sekali melihat anak kecil sambil tertawa di depan layar. Tapi dalam hati kita pasti meng-iyakan. Menjadi orang dewasa itu"rumit".

Ketika kita masih kanak-kanak kita mencoba banyak hal, jatuh berkali-kali walau lecet, anehnya malah tidak kapok. Makan ini itu, yang kata orang dewasa "jangan nak, nanti begini ". Sedangkan keingintahuan anak-anak sangat besar sekali. Orang dewasa tampak khawatir, ada yg mengekang berlebihan, ada yang membiarkan dan ada yang mengarahkan.

Dikekang berlebihan mereka justru takut tapi pada akhirnya berontak. Dibiarkan, mereka kebingungan dan mencoba-mencoba saja. Diarahkan dengan baik, mereka lama -lama akan mengerti mana yg baik dan kurang baik untuk dilakukan.

Semakin kita dewasa, rekaman kita tentang itu semua bisa menjadi informasi di otak kita. Informasi dari orang-orang sekitar, dari apa yang kita baca, dengar, lihat dan rasakan. Informasi itu terus bertambah seiringnya umur kita yang makin menanjak. 

Lalu kita mulai kehilangan "kesederhanaan". Makin kita tahu tentang sesuatu, otak kita secara otomatis memberitahu, harus ini dan harus itu. Tapi informasi-informasi itu seperti benang kusut yang akhirnya "rumit". Kangen jadi anak kecil enggak sih? Bisa melakukan hal-hal yang diinginkan tanpa takut salah, salahpun dikatain lucu saja. 

Ingin memulai sesuatu malu kalau gagal, tidak tahan dengan omongan orang, enggak mau ditertawain, enggak mau lawan arus, dan enggak mau berbeda. Setiap kita ingin melakukan sesuatu, kita mikirnya pasti panjang banget. Saking panjangnya kadang enggak dilakukan padahal sesuatu hal yang baik. Analisisnya nge-jelimet. Makannya kata Bob sadino "belajar goblok" dan kata varun agarwal "don't think". 

Mungkin benar kadang kita harus mengosongkan otak kita dan "jalanin" seakan-akan enggak tahu apa-apa. Intinya dari iklan itu sebenarnya sih, susah banget yah memulai?. Jelas saja, kita mikirnya takut disangka orang aneh yang  tiba-tiba ada orang yang ngedatangin dan ngajak ngobrol. Itu pasti awkard banget dan enggak nyaman. 

Di vidio ini ada beberapa orang yang dibantu mentor kecil, Dan orang dewasa yang harus melaksanakan misinya adalah : Victoria (pemalu dan sulit berbicara dengan orang lain di keramaian) , jacob (takut bicara pada orang asing), Chris ( tidak mudah berkenalan dengan orang baru). Dan akhirnya mereka memulai dibantu  oleh mentor kecil yang jadinya malah lucu dan sederhana.

 Pembuka vidio
(Sejak kapan kita lupa berhubungan satu sama lain?)

Mungkin kita asyik dengan dunia kita sendiri, asyik dengan gadget dan pikiran-pikiran kita sendiri. Dan lupa bahwa kita butuh untuk mencoba hal-hal baru, bertemu dengan orang-orang yang asing, bertukar cerita pengalaman dan hal-hal yang membuat kita bisa menjadi "terhibur" atau bisa jadi "aha moment", kita enggak tahu kan?




 Penutup vidio

(Berkenalan dengan orang lain itu mudah, dengan bantuan kecil?)

Saat ini kita hanya butuh kesederhanaan, sesuatu hal yang justru kelihatannya"tidak sederhana". Belajar dulu gih, sama mentor kecil?